Thursday, May 7, 2020

APA SIH YANG DICARI ?

Malam ini, seketika aku ingin menulis..
Menulis hal yang kadang selalu terlintas di benak..
Banyak hal yang susah diungkapkan dalam sebuat ucapan..
Kucoba tuangkan dalam bentuk kata ini..

hmmm..
Baiklah, akan kucoba..

Hal yang aku pikirkan adalah sebuah jawaban dari sebuah pertanyaan..

"APA SIH YANG DICARI?"

yups, beberapa kali diri ini dihadapkan dengan pertanyaan itu.
Setiap ada masalah ataupun kegalauan yang kadang tampak jelas di gerak gerikku, pasti ada saja mereka yang peduli padaku bertanya demikian..

Apa yang membuat mereka bertanya demikian pun membuatku bertanya pada diri.
Aneh? Bukan.. hanya seolah mereka mempertanyakan hal yang sebenarnya juga mereka cari jawabannya. 

Pertanyaan itu bisa mengarahkanku ke berbagai macam pemikiran dan sudut pandan dalam cara menjawabnya. Apakah ini terkait rasa syukurku yang kurang? atau aku yang membandingkan jalan hidupku dengan kehidupan orang lain? 

aah, rasanya aku bukan tipe yang akan menjawab hal demikian dengan lantang..
lucunya aku, yang kupikirkan malah sebuah teori yang mungkin banyak orang tau tapi belum memahaminya dengan baik atau sudah paham tapi belum mengamalkan dengan baik jadi hal tersebut pun hilang dari peredaran dalam sebuah kehidupan, terutama kehidupan rumah tangga.

Apa itu? Yups.. SA-MA-WA (Sakinah, Mawaddah, Warahmah) 
Berikut sedikit kutipan penjelasan arti dari tiga kata diatas :

Sering diucapkan, sering pula terbaca namun pada dasarnya apakah kita sudah mengetahui sebetulnya makna apa yang terkandung di dalam ucapan doa "Sakinah Mawaddah Wa Rahmah" ini? Jangan sampai kita sebagai umat Muslim, hanya bisa mengucapkannya saja tanpa mengetahui arti makna di dalamnya.
Pertama-tama yang harus diketahui ialah cara pelafalan atau pengucapannya terlebih dahulu, untuk mengucapkan doa ini disebutkan lafal yang benar adalah digabung langsung menjadi satu atau dengan kata lain tidak perlu menambahkan kata Wa sebelum kata Rahmah, karena Wa ini sudah mempunyai arti sebagai kata penghubung "dan".
Untaian doa sakinah mawaddah warahmah ini diketahui diambil dari salah satu ayat suci Al-Quran, surat ke 30 yaitu surat Ar-Rum ayat ke 21.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir,"
Di ayat suci di atas seperti bisa dibaca, ada kata litaskunu atau sakinah, mawaddah, dan rohmah yang digabungkan menjadi sakinah mawaddah warohmah. Secara bahasa, masing-masing tiga kata dari bahasa Arab ini mempunyai arti yaitu damai tentram, cinta kasih atau harapan , dan kasih sayang.
Untuk kata mawaddah, disebutkan lebih lanjut menurut Hasan Al-Basri, mawaddah sebagai "dinamo" penggerak kehidupan pernikahan yang diimplementasikan misalnya seperti saling memberi hadiah, mengingat kebaikan pasangan, dan selalu berkomunikasi dan jujur satu sama lain.
Sedangkan rahmah, yang artinya kasih sayang diwujudkan dalam sebuah bahtera rumah tangga, dengan sikap saling menjaga, melindungi, saling membantu, dan memahami hak dan kewajiban masing-masing sebagai pasangan suami-istri.

Sampai sini paham kan?
Jadi, Apa sih yang dicari olehku?
haha...

Jawabannya dapat ditemukan dari penjelasan di atas kok, khususnya kalimat yang aku bold pastinya.
Kadang ingin rasanya aku bisa menjelaskan dengan luwes apa yang aku cari, apa yang aku rasa, apa yang aku damba (mulai bahasa lebay keluar caelaah..)
Hanya saja, tak semudah itu. Pernah mencoba menjelaskan namun masih dianggap kurang memikirkan orang lain..

Mungkin di lain kesempatan, aku akan mencoba menemukan jawaban dari galauku mengenai sebuah keegoisan..

Maafkan ke-random-an ku malam ini.
Hanya ingin menulis apa yang perlu ditulis..
Salah satu cara untuk menyimpan memori bukan?

Terima Kasih Alam Maya..

_bintang biru_

^^v


Tuesday, March 31, 2020

Kataku, Katamu, Kata Kita

Tolong itu layangan diambil jngan d kejar..
Cukup aku yg mnghalalkanmu..

Hmmmm...

Sekelebat pikiran yg mmbuatku memulai sebuah bait kata, yang diejawantahkan menjdi sebuah makna yg berisikan frasa dan rasaku kepadamu, manis...

Duh...

Tidakkah kau tahu betapa kuharap bertmu denganmu. Tak hnya satu atau 2. Kuingn hdup bersamamu. Kubuka kmbali pintu itu. Kulihat sehelai hijab berkibar bak permadani. 

Harumnya mmbuatku terasa terbingkai oleh sebuah hal yg mmbuatku merasa aaaah... Sungguh indah saat bersamamu...

Oh kasih...

Hujan malam ini menemaniku..
Kubaca semua syairmu itu..
Membuatku terkagum pada makhluk Allah itu..
Dia yang menyimpan rasa teduh itu..
Berkorban banyak hal untuk mempertahankan apa yang ia anggap perlu..
Bisakah semesta mempertemukan masa itu? 
Masa di mana ia leluasa meraih cita dan cinta itu..
Kuharap ia tau..
Bahwa aku menanti fajar di titik rindu..

Kumemahami bagaimana semesta bertindak. Melakukan banyak hal guna mmberikan kesempatan pada makhluk bumi untuk menjadi makhluk seutuhnya. Walau sadari diri, makluk bumi terkadang tdk menyadari betala semesta mencintainya.

Duhai Semesta, terima kasih atas segala yang dberi dan diterima drimu. Tak terkira bagian terindah dri semesta menjadikanku makhluk teramat beruntung ktika melihat dan bertmu dgnnya.

Kusadar bahwasanya senja dan fajar hadir sebagai rona indah sebagai batas cakrawala antara malam dan pagi.


Malam ini kumerindu ombak. Semilir angin laut yang tenang seolah memberi pesan.
Lewat semesta rindu tersiarkan.
Seolah tanpa sekat pemisah antara semua benda langit dan bumi.

Kau tahu?
Kadang diri ini bergumam dalam imaji yang tak terstuktur rapi.
Apakah alam akan merestui pertemuan kita nanti?

Berpikirlah yang baik ujarmu.
Berusahalah selalu tegasmu.
Namun, manusia ini sedang dalam pusara keraguan yang memuncah. 
Kesakitan yang terlalu tampak nyata membuatnya termangu. Kaku. Tak bergerak.

Adapun suaramu lah yang menjadi pelita dalam gelapku. Pemandu hati dan pikiranku menjadi satu. Menciptakan ketenangan yang syahdu, selayaknya purnama merindu.


Deruh ombak menjadi teman malam
Tanpa sadari beberapa orang berusaha menanti sang angin yang menggerakkan layar kapal mereka.
Berlayar kelaut, kembali berharap banyak tangkapan.
Suara itu selalu menjadi teman malam.

Disadari ku tak pandai dalam merangkai kata. 
Namun, jika kau memberiku kesempatan tuk ku berkata. Ku akan berkata apa yang yang ada dalam isi hati.
Aaah.. mungkinkah ku halu maksimal?
Tidak juga, karena batas impian dan keyakinan sangatlah berbanding lurus dan amat sngat dekat.

Ku hnya berusaha, walau paham jalan yg diambil tak semudah kata dan ucap. Setidaknya ini jalanku untuk mengikhtiarkan segalanya. Pasca itu, biarkan semesta bergerak menurut kehendakNnya

Andai saja waktu bisa berputar kembali, mungkinkah ada kesempatan kedua untuk kita? 
Sayangnya, agama kita tak mengijinkan kita berandai-andai bukan?

Masa lalu biarlah berlalu ujarmu.
Tapi apakah aku boleh tetap menyimpanmu yang menjadi bagian hidupku di masa lalu itu? 
Betapa kuatnya aku percaya akan hidup bersamamu itu.
Bolehkah aku melakukan itu?

Berharap pada makhluk memang tak boleh berlebihan. Iya, aku tau. Itu sebabnya terkadang aku minta maaf padamu karena hatiku tak bisa menipu.

Hati mau apa yang ia mau. 
Jalan menuju padamu tak semudah dulu.
Tapi entah kenapa, jalan itu sering terbuka sejak dulu.
Hanya aku saja yang masih menjadi candu bagi ketakutanku sendiri.

Aku khawatir kamu meninggalkanku di bumi. 
Aku khawatir keterlaluan.
Aneh, tapi begitu adanya.

Lalu aku pun selalu bertanya pada diri. Seberapa pantaskah aku untuk kau tunggu?


Kau tahu...
Betapa..
Betapa..




Betapa kubingung kurangkai kata menjadi kalimat untuk sekedar membalas bait syair yang kau tulis panjang untukku. Namun, kufahami ada sebuah kata yg ingn kuucap yg menjadi gambaran diri kpdamu.





Terima kasih, bintang


Kadang, aku tertegun takjub dengan mereka yang kuat dan berani menjalani ketentuan Ilahi.

Padahal waktu yg berjalan tak akan berhenti sedetik pun.

Waktu pula yang akan menghapus jejak kesedihan dan kepiluan tiap manusia.

Mengapa kau berterima kasih padaku? 
Apa yg telah kukatakan? Apa yg kuungkapkan merupakan sebuah pernyataan yang membuatmu tertolong? 

Satu hal yang mungkin perlu kusampaikan.

Kamu tetaplah menjadi matahari ku. Matahari yang memandu arah pulang dan merupakan titik rotasi tata surya kita.

Jadilah kamu Matahari 🙂


I will...

Aku ingn berkata kpdamu "... Kita hanya molekul terkecil dalam tata surya ini. Tidak elok rasanya klau kita merasa lebih besar walau hnya sebesar Pluto. Tugas mercusuar sebagai pemandu navigator kapal agar tdk karam. Ada matahari sebagai surya untuk semesta dan ada binta sebagai penanda arah. Semua berputar sesuai pada poros dan tupoksinya masing". Tanpa keraguan, takut atau lainnya. Hanya menjalankan susuai tugas mereka masing". Untuk itu sebagai pecinta matahari. Tak elok jika kita mash meragu atau lainnya. Karena bahwasanya kita tidak Sendiri..

Terima kasih bintang.


Berlarilah..
Kejarlah mataharimu..
Sebagaimanaku yang sedang meraih bintangku..

Jika dirimu sempat merasa “kenapa hidupku begini begini saja?” Maka ubahlah. Begitu yg dirimu ajarkan. Kenapa harus menunggu momen jika momen itu bisa dibuat bukan?

Banyak hal mungkin yang membuat diriku lupa akan nasihat dan momen bersamamu. Namun dengan tidak menyerah kamu selalu tidak bosan mengingatkanku. Itu yg membuat kekagumanku padamu tak pernah berhenti.

Semoga saja ada bagianku yang bisa kamu banggakan ya Matahari..


-bulan tiga, dua ribu dua puluh-

Tuesday, March 24, 2020

Mencoba Bercerita

"Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini."

Bukunya yang booming serta filmnya yang syarat makna menyebabkan kata itu sangat sering terdengar saat ini.

Sejenak, aku berpikir. Haruskah kita menceritakan peristiwa hari ini?
Perlukah hari-hari menjadi sebuah kisah?
Apa yang bisa kita lakukan dari sekedar cerita?

Yups..
Aku seorang yang sangat sulit bercerita kepada siapapun..
Namun kadang, aku akan sangat butuh bercerita..
Meski tidak semua orang yang dapat dengan mudah menjadi tempat ceritaku.

Oke! Back to the topic!

Dari kalimat di atas, kita sepakati bersama bahwa sebuah kisah tak perlu langsung menjadi sebuah jamuan manis untuk disimak pada waktu yang sama bukan?
Ada kata "Nanti" di awal kalimat itu.
Menandakan bahwa sebuah kisah "mungkin" akan sangat berguna jika kita ceritakan pada saat yang tepat..

Seperti halnya tulisan yang kubuat malam ini.
Aku sedikit ingin menyampaikan sebuah kisah hidup dari diriku sendiri.
Aneh memang aku ini, aku saat ini sangat sedang merindukan diriku yang dulu.
Meski banyak lika liku kehidupan yang telah kujalani selama 27 tahun aku hidup di dunia, namun tetap aku merindukannya.

Entah mengapa, saat ini aku sedang tidak mengenali diriku lagi.
Ada hal mengganjal yang menutupi diriku yang sebenarnya.
Bahkan beberapa orang yang mengenalku dari dulu berkata demikian.
"Kok, kamu beda ya?"
"Kok, kamu jadi gini sih?"
"Kok, kamu berubah sih gak sesemangat dulu?"
dan semacamnya.

Well..well..well..
What am I suppose to do?!

hiks.

Aku memang sedikit merasakan demikian adanya.
Aku menjadi seseorang yang sulit mengatur emosi.
Aku menjadi seseorang yang mudah banget berganti mood.
Aku menjadi sosok yang tidak aku kenal.

Dulu, aku memang belum sebaik sekarang, namun aku mengenalinya.

Aku yang selalu penasaran dengan sesuatu yang baru.
Aku yang selalu ingin nimbrung sana sini.
Aku yang suka kumpul-kumpul meski hanya sekedar berbincang hal konyol.
Aku yang amburadul tapi ... menyenangkan.

Lebih parahnya, aku sekarang merasa menjadi seorang yang overthinking dan banyak takutnya.
Aneh, benar-benar aneh bagiku.
Dulu aku tak pernah demikian, meski sikapku terkadang lebay menghadapi sesuatu. Namun, aku bisa membatasi segalanya. I can control my self, but now.. ? huft.

Semoga saja, aku bisa bertemu dengan diriku yang dulu lagi.
at least, diriku yang menyenangkan dan tidak suka menyusahkan.

Anybody can save me ? Please, help me ..

 I really miss my self..

ah sudahlah..
Semoga kalian semua bahagia selalu.
Setidaknya aku telah mencoba bercerita.
Lain waktu kita akan mencoba bercerita lagi guna menjaga kewarasanku..

Salam Bintang Biru.