Sunday, August 10, 2014

Rahasia Mengapa Shalat Harus di Awal Waktu

Ternyata anjuran tersebut ada hikmahnya. Menurut para ahli, setiap perpindahan waktu sholat, bersamaan dengan terjadinya perubahan tenaga alam dan dirasakan melalui perubahan warna alam. Kondisi tersebut dapat berpengaruh pada kesehatan, psikologis dan lainnya. Berikut ini kaitan antara shalat di awal waktu dengan warna alam.

Waktu Subuh
Pada waktu subuh, alam berada dalam spektrum warna biru muda yang bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok). Dalam ilmu Fisiologi (Ilmu biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan) tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisma tubuh manusia. Warna biru muda juga mempunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan rejeki dan cara berkomunikasi. Mereka yang masih tertidur nyenyak pada waktu Subuh akan menghadapi masalah rejeki dan komunikasi.

Mengapa? Karena tiroid tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika roh dan jasad masih tertidur. Pada saat azan subuh berkumandang, tenaga alam ini berada pada tingkatan optimal. Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita terutama pada waktu ruku dan sujud.

Waktu Dzuhur
Alam berubah menguning dan ini berpengaruh kepada perut dan sistem pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga punya pengaruh terhadap hati. Warna kuning ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang. Mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan sholat dzuhur berulang kali akan menghadapi masalah dalam sistem pencernaan serta berkurang keceriaannya.

Waktu Ashar
Alam berubah lagi warnanya menjadi oranye. Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh yaitud prostat, rahim, ovarium/ indung telur dan testis yang merupakan sistem reproduksi secara keseluruhan. Warna oranye di alam juga mempengaruhi kreativitas seseorang. Orang yang sering ketinggalan waktu Ashar akan menurun daya kreativitasnya. Di samping itu organ-organ reproduksi ini juga akan kehilangan tenaga positif dari warna alam tersebut.

Waktu Maghrib
Warna alam kembali berubah menjadi merah. Sering pada waktu ini kita mendengar banyak nasehat orang tua agar tidak berada di luar rumah. Nasehat tersebut ada benarnya karena pada saat Maghrib tiba, spektrum warna alam selaras dengan frekuensi jin dan iblis. Pada waktu ini jin dan iblis amat bertenaga karena mereka ikut bergetar dengan warna alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan mengerjakan sholat Maghrib terlebih dahulu. Hal ini lebih baik dan lebih selamat karena pada waktu ini banyak gangguan atau terjadi tumpang-tindih dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa menimbulkan fatamorgana yang bisa mengganggu penglihatan kita.

Waktu Isya
Pada waktu ini, warna alam berubah menjadi nila dan selanjutnya menjadi gelap. Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. Mereka yang sering ketinggalan waktu Isya akan sering merasa gelisah. Untuk itulah ketika alam mulai diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk mengistirahatkan tubuh ini. Dengan tidur pada waktu Isya, keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta dengan frekuensi dibawah 4 Hertz dan seluruh sistem tubuh memasuki waktu rehat.

Selepas tengah malam, alam mulai bersinar kembali dengan warna-warna putih, merah jambu dan ungu. Perubahan warna ini selaras dengan kelenjar pineal (badan pineal atau “mata ketiga”, sebuah kelenjar endokrin pada otak) kelenjar pituitary, thalamus (struktur simetris garis tengah dalam otak yang fungsinya mencakup sensasi menyampaikan, rasa khusus dan sinyal motor ke korteks serbebral, bersama dengan pengaturan kesadaran, tidur dan kewaspadaan) dan hypothalamus (bagian otak yang terdiri dari sejumlah nucleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa dan suhu). Maka sebaiknya kita bangun lagi pada waktu ini untuk mengerjakan sholat malam (tahajjud).

Saturday, August 2, 2014

MENIKAHI POTENSI
(Bukan untuk digalaukan, semoga mencerahkan )

Diskusi mencerahkan beberapa waktu yang lalu tentang bahasan paling populer sepanjang masa (baca:menikah) telah memberikan satu titik cerah untuk melihat seseorang yang akan kita tuju sebagai pasangan hidup. Dari sini, aku mendapat satu perspektif baru dalam memandang manusia. Manusia yang kita lihat hari ini sejatinya tidak sebenar-benarnya, dalam artian bahwa setiap manusia memakai topeng. Sejatinya dalam diri manusia terkandung masa lalu dan masa depan.

Bila dia cantik hari ini, jangan mudah tergoda kecantikannya. Karena kita belum pernah bertemu dia saat usia diatas 50 tahun kan? Ketika keriput memenuhi sekujur tubuhnya. Saat dia kaya hari ini, jangan mudah tergoda. Sebab kekayaan itu tidak ada yang hakiki. Sesuatu yang melekat pada manusia dan berasal dari luar dirinya tidak ada yang hakiki. Popularitas, kecantikan/ketampanan, kekayaan, jabatan, semuanya hanyalah label yang sifatnya bisa lepas-pasang. Bahkan bisa dibangung dengan pencitraan, make-up salon, dan lain-lain.

Tapi mari, hari ini kita akan belajar melihat sesorang dari potensi. Potensi adalah sesuatu yang ada didalam diri seseorang. Potensi itu lahir dari karakter-karakter yang melekat pada seseorang. Dan kita bisa melihat masa depan seseorang hanya dengan melihat dia hari ini.

Ketika kita melihat seseorang, lihatlah potensinya. Apakah dia berpotensi menjadi seseorang yang berpengaruh, berpotensi menjadi ayah yang baik, berpotensi menjadi seseorang yang sukses, berpotensi menjadi ibu yang luar biasa, berpotensi menjadi kaya raya, berpotensi membangun umat, lihatlah potensi itu. Dan tentu potensi tertinggi adalah apakah dia berpotensi masuk surga dan kita bisa turut serta berjalan bersamanya?

Bila hari ini dia miskin, atau hari ini dia masih belajar. Tidak masalah. Bila hari ini dia kesulitan, atau dia belum mencapai pencapaian standar-standar dunia. Jangan takut. Bukankah membersamai perjalanan seseorang dari titik nol-nya adalah sebuah hal yang menarik sekaligus menantang?

Ingat, lihatlah potensi itu. Bila kita menuntut seseorang mapan (secara materi), ingatlah bahwa itu tidak melekat. Lihatlah karakternya, sebab dalam kondisi apapun, karakterlah yang akan menolong seseorang ketika jatuh, pun ketika terbang tinggi.

Menikahlah dengan potensi seseorang. Gunakanlah mata hatimu untuk melihat seseorang hari ini dengan refleksi masa depan. Lihatlah potensi itu, ajaklah berbicara atau berdiskusi, kenalilah pikiran dan karakternya. Karena di sana ada banyak hal yang tertutupi oleh paras, oleh harta, oleh parameter-parameter dunia.

Menikahlah dengan potensinya. Sebab kamu tidak akan menikah hanya hari ini. Ketika dia masih cantik/tampan. Ketika dia masih kaya. Iya kan?
Bandung, 8 Juli 2014 | (c)kurniawangunadi