Monday, October 27, 2014

Liebster Award Edisi Telat *pake banget

Masya Allah, saking jadwal padet asli blog gue di lalerin dan dirayapin saking gak pernah nulis lagi..
Seperti beberapa dari kaliantau, gue bukan pemblogger sejati.. hanya gue klo lagi pengen nulis aneh-aneh ya gue tulis..

Well, alhamdulillah nya gue dapet Liebster (dan gue selalu baca LOBSTER) Award dari +nadhira arini lalu +Feri Harjulianto dan +Shohwah Bosnia mereka itu blogger2 yang deket bgt sama gue.. meski jarak yang memisahkan kita.. eaaaaak..

Oke, balik lagi ke si Lobster ini.. gak enak sii klo gak gue tulis. 
berasa gue masih punya utang aja..
jadi gue harap yg ngasih ini bisa menerima keterlambatan gue dengan ikhlas dan sabar.. haha
semoga amalan mereka diterima disisiNya.. *eh


Bukan main uniknya manusia dan ide2 kreatifnya, award seperti ini aja ada peraturan dan kocaknya semua ngikutin, karna gak mau dibilang beda jadi gue copy deh peraturannya :

  1. Bikin postingan tentang Liebster Award
  2. Ngucapin terima kasih kepada yang ngasih award, disertai backlink
  3. Menceritakan sebelas hal tentang diri sendiri
  4. Menjawab sebelas pertanyaan yang diberikan oleh pemberi award
  5. Memilih sebelas blogger untuk diberikan award serupa
  6. Memberikan sebelas pertanyaan untuk blogger yang dipilih
Itu sih yg kata kutu tulis di blognya. haha gue ijin jiplak ya bang..
jadi langsung ajaaa, ini dia sebelas hal dari seorang gue :
  1. Nama gue Alfath Yosiana Putri biasa dipanggil Al, Fath, Ochie, Putri.
  2. Putri sulung dari keluarga Jawa-Melayu
  3. Domisili saat ini di Kota Matahari Indonesia
  4. si StarbLue
  5. Hobi banget yang namanya Nonton Filmsama karokean.
  6. Gak bisa sehari tanpa musik
  7. Sanguinis berdarah B
  8. Suka banget sama hal-hal yang berbau kehidupan
  9. Banyak yg bilang gue polos haha
  10. Gak bisa di bentak 
  11. Selalu ingin jadi diri sendiri
Oke, lanjut ke syarat selanjutnyaa, menjawab pertanyaan dari yg ngasih award..
nah loh, udah telat banget pasti udah basi bgt ini mah..tp tak apalah.. utang gue utang..

TanyaKutu JawabGue
  1. Deskripsikan “Kutu” dalam satu kalimat! "Hai, aku kutu".
  2. Lebih suka masa lalu apa masa sekarang? Masa sekarang.
  3. Hal yang paling kalian rindukan dari masa kecil? Gak ngerti apa2.
  4. Masih ingat nggak email pertama yang kalian buat? sebutin dong. Masih soalnya dibuatin, Nostradamus303@yahoo.com
  5. Ceritain dong hal memalukan yang pernah kalian lakukan? agak sedikit sulit malu saya haha
  6. Pernah nyontek dikelas? Pernah ketauan? alhamdulillah belum pernah.
  7. Apa mimpi yang sedang kalian kejar? Bahagiain ortu dan bisa berguna dlm hidup.
  8. Apa itu pernikahan menurut sudut pandang kalian? Ibadah.
  9. Kriteria isteri / suami idaman? (kayaknya ni pertanyaan mainstream, tapi gpp dah). Ahsan dalam segala hal.
  10. Kesan unruk kutu? teman baik banget.
  11. Pesan untuk kutu? selalu jadi temanku yo.
TanyaDhira JawabGue
  1. Kenapa kamu suka nulis? Gue nulis se-mood-nya gue dhir
  2. Klo orang nulis namamu di google, kamu maunya muncul di mesin pencari google sebagai apa? seseorg yg mengispirasi org lain :P
  3. Seandainya uang di kantongmu cuma tersisa 10 ribu rupiah, mau dipake buat apa? gue isi bensin motor.
  4. Hal unik tentang dirimu yang menurutmu beda dari orang lain itu apa? gak keliatan klo gue penyakitan haha.
  5. Klo cari calon suami atau istri, pengennya yang kayak gimana? yg ikhlas nerima gue apa adanya.
  6. Hal apa yang kamu lakuin, klo lagi patah semangat? dengerin musik, ngelakuin hal yg gue mau.
  7. Sukses itu menurutmu kayak gimana sih? bisa liat org lain bahagia karna kebahagiaan gue.
  8. Seandainya, kamu punya uang 100 juta rupiah, uangnya mau dipake buat apa? ortu gue naik haji.
  9. Hal apa yang pengen kamu lakuin banget bersama keluarga intimu (ayah, ibu, adik, kakak)? naik gunung bareng.
  10. Menurutmu, kamu bisa membahagiakan orang tuamu dengan cara apa? lulus kuliah dan selalu jadi diri gue sendiri.
  11. Ceritanya, saya (dhira) sama kamu menang tiket jalan-jalan berdua bareng. Di tiketnya terserah mau kemana aja. Kira-kira kita mau pake tiket jalan-jalannya kemana nih? (disebutin alesannya, yaa) Umroh dulu dhir, baru kita trip ngejar aurora.. :P
okeeeeeeeeeh,,
udah gue jawab utang guee..

Nah, skrg giliran gue buat pertanyaan tp gue bingung harus kasih ke siapa..
jadi klo gue balikin lagi, jawab aja lah ya gg perlu panjang2..

1. Satu kata buat gue ?
2. Satu alasan yg buat kalian mau temenan sama gue ?
3. Satu angka kesukaan kalian ?
4. Satu negara yg ingin dikunjungi ?
5. Satu harapan dalam hidup ?
6. Satu kata dari hati yang ingin disampaikan ke  gue?
7. Satu kritik buat gue ?
8. Satu nasihat utk gue ?
9. Satu pekerjaan yg cocok buat gue ?
10. Satu hal yg buat kalian inget gue ?
11. Kapan kalian kenal gue ?

Dan 11 orang yg beruntung ialah..
1. http://nadhira-arini.blogspot.com
2. http://kata-kutuku.net
4. chairanidzalika.blogspot.de 
7. http://jerapahblog.blogspot.com/
8. http://ririspunyamimpi.blogspot.com/
9. http://seputarbinadesaunpad.blogspot.com/
10. http://heymissaufa.blogspot.com/
11. akunchan.blogspot.com

Asli gue buat ini sambil beler..
jadi yaa seadanya aja yak ..

Wassalam :)

BILA

Bila semua telah berjalan maju..
kenapa harus mundur ?
Bila semua telah berwarna..
kenapa harus terhapus ?
Bila hari ingin bersinar hangat..
kenapa harus ada hujan ?
Bila tawa itu menyenangkan..
kenapa harus menangis ?
Bila waktu berjalan cepat..
kenapa harus diperlambat ?
Bila sesuatu telah ada..
kenapa harus mencari ?
Bila keyakinan terlihat ..
kenapa harus sembunyi ?
Bila bisa bangkit ..
kenapa harus terjatuh ?
Bila itu yang terbaik..
kenapa harus memilih ?
Bila itu dimulai..
kenapa harus berakhir ?

Terkadang ada pertanyaan yang tak perlu jawaban..
Karena dari tiap pertanyaan itulah jawabannya..

:)

Sunday, August 10, 2014

Rahasia Mengapa Shalat Harus di Awal Waktu

Ternyata anjuran tersebut ada hikmahnya. Menurut para ahli, setiap perpindahan waktu sholat, bersamaan dengan terjadinya perubahan tenaga alam dan dirasakan melalui perubahan warna alam. Kondisi tersebut dapat berpengaruh pada kesehatan, psikologis dan lainnya. Berikut ini kaitan antara shalat di awal waktu dengan warna alam.

Waktu Subuh
Pada waktu subuh, alam berada dalam spektrum warna biru muda yang bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok). Dalam ilmu Fisiologi (Ilmu biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan) tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisma tubuh manusia. Warna biru muda juga mempunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan rejeki dan cara berkomunikasi. Mereka yang masih tertidur nyenyak pada waktu Subuh akan menghadapi masalah rejeki dan komunikasi.

Mengapa? Karena tiroid tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika roh dan jasad masih tertidur. Pada saat azan subuh berkumandang, tenaga alam ini berada pada tingkatan optimal. Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita terutama pada waktu ruku dan sujud.

Waktu Dzuhur
Alam berubah menguning dan ini berpengaruh kepada perut dan sistem pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga punya pengaruh terhadap hati. Warna kuning ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang. Mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan sholat dzuhur berulang kali akan menghadapi masalah dalam sistem pencernaan serta berkurang keceriaannya.

Waktu Ashar
Alam berubah lagi warnanya menjadi oranye. Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh yaitud prostat, rahim, ovarium/ indung telur dan testis yang merupakan sistem reproduksi secara keseluruhan. Warna oranye di alam juga mempengaruhi kreativitas seseorang. Orang yang sering ketinggalan waktu Ashar akan menurun daya kreativitasnya. Di samping itu organ-organ reproduksi ini juga akan kehilangan tenaga positif dari warna alam tersebut.

Waktu Maghrib
Warna alam kembali berubah menjadi merah. Sering pada waktu ini kita mendengar banyak nasehat orang tua agar tidak berada di luar rumah. Nasehat tersebut ada benarnya karena pada saat Maghrib tiba, spektrum warna alam selaras dengan frekuensi jin dan iblis. Pada waktu ini jin dan iblis amat bertenaga karena mereka ikut bergetar dengan warna alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan mengerjakan sholat Maghrib terlebih dahulu. Hal ini lebih baik dan lebih selamat karena pada waktu ini banyak gangguan atau terjadi tumpang-tindih dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa menimbulkan fatamorgana yang bisa mengganggu penglihatan kita.

Waktu Isya
Pada waktu ini, warna alam berubah menjadi nila dan selanjutnya menjadi gelap. Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. Mereka yang sering ketinggalan waktu Isya akan sering merasa gelisah. Untuk itulah ketika alam mulai diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk mengistirahatkan tubuh ini. Dengan tidur pada waktu Isya, keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta dengan frekuensi dibawah 4 Hertz dan seluruh sistem tubuh memasuki waktu rehat.

Selepas tengah malam, alam mulai bersinar kembali dengan warna-warna putih, merah jambu dan ungu. Perubahan warna ini selaras dengan kelenjar pineal (badan pineal atau “mata ketiga”, sebuah kelenjar endokrin pada otak) kelenjar pituitary, thalamus (struktur simetris garis tengah dalam otak yang fungsinya mencakup sensasi menyampaikan, rasa khusus dan sinyal motor ke korteks serbebral, bersama dengan pengaturan kesadaran, tidur dan kewaspadaan) dan hypothalamus (bagian otak yang terdiri dari sejumlah nucleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa dan suhu). Maka sebaiknya kita bangun lagi pada waktu ini untuk mengerjakan sholat malam (tahajjud).

Saturday, August 2, 2014

MENIKAHI POTENSI
(Bukan untuk digalaukan, semoga mencerahkan )

Diskusi mencerahkan beberapa waktu yang lalu tentang bahasan paling populer sepanjang masa (baca:menikah) telah memberikan satu titik cerah untuk melihat seseorang yang akan kita tuju sebagai pasangan hidup. Dari sini, aku mendapat satu perspektif baru dalam memandang manusia. Manusia yang kita lihat hari ini sejatinya tidak sebenar-benarnya, dalam artian bahwa setiap manusia memakai topeng. Sejatinya dalam diri manusia terkandung masa lalu dan masa depan.

Bila dia cantik hari ini, jangan mudah tergoda kecantikannya. Karena kita belum pernah bertemu dia saat usia diatas 50 tahun kan? Ketika keriput memenuhi sekujur tubuhnya. Saat dia kaya hari ini, jangan mudah tergoda. Sebab kekayaan itu tidak ada yang hakiki. Sesuatu yang melekat pada manusia dan berasal dari luar dirinya tidak ada yang hakiki. Popularitas, kecantikan/ketampanan, kekayaan, jabatan, semuanya hanyalah label yang sifatnya bisa lepas-pasang. Bahkan bisa dibangung dengan pencitraan, make-up salon, dan lain-lain.

Tapi mari, hari ini kita akan belajar melihat sesorang dari potensi. Potensi adalah sesuatu yang ada didalam diri seseorang. Potensi itu lahir dari karakter-karakter yang melekat pada seseorang. Dan kita bisa melihat masa depan seseorang hanya dengan melihat dia hari ini.

Ketika kita melihat seseorang, lihatlah potensinya. Apakah dia berpotensi menjadi seseorang yang berpengaruh, berpotensi menjadi ayah yang baik, berpotensi menjadi seseorang yang sukses, berpotensi menjadi ibu yang luar biasa, berpotensi menjadi kaya raya, berpotensi membangun umat, lihatlah potensi itu. Dan tentu potensi tertinggi adalah apakah dia berpotensi masuk surga dan kita bisa turut serta berjalan bersamanya?

Bila hari ini dia miskin, atau hari ini dia masih belajar. Tidak masalah. Bila hari ini dia kesulitan, atau dia belum mencapai pencapaian standar-standar dunia. Jangan takut. Bukankah membersamai perjalanan seseorang dari titik nol-nya adalah sebuah hal yang menarik sekaligus menantang?

Ingat, lihatlah potensi itu. Bila kita menuntut seseorang mapan (secara materi), ingatlah bahwa itu tidak melekat. Lihatlah karakternya, sebab dalam kondisi apapun, karakterlah yang akan menolong seseorang ketika jatuh, pun ketika terbang tinggi.

Menikahlah dengan potensi seseorang. Gunakanlah mata hatimu untuk melihat seseorang hari ini dengan refleksi masa depan. Lihatlah potensi itu, ajaklah berbicara atau berdiskusi, kenalilah pikiran dan karakternya. Karena di sana ada banyak hal yang tertutupi oleh paras, oleh harta, oleh parameter-parameter dunia.

Menikahlah dengan potensinya. Sebab kamu tidak akan menikah hanya hari ini. Ketika dia masih cantik/tampan. Ketika dia masih kaya. Iya kan?
Bandung, 8 Juli 2014 | (c)kurniawangunadi

Wednesday, May 7, 2014

Allahukarim

Kisah dari kejadian nyata

Aku sudah lulus dari kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus.

Lamaran kepada diriku untuk menikah juga mulai berdatangan, akan tetapi aku tidak mendapatkan seorangpun yang bisa membuatku tertarik.

Kemudian kesibukan kerja dan karir memalingkan aku dari segala hal yang lain. Hingga aku sampai berumur 34 tahun.

Ketika itulah aku baru menyadari bagaimana susahnya terlambat menikah.

Pada suatu hari datang seorang pemuda meminangku. Usianya lebih tua dariku 2 tahun. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Tapi aku ikhlas menerima dirinya apa adanya.

Kami mulai menghitung rencana pernikahan. Dia meminta kepadaku photo copy KTP untuk pengurusan surat-surat pernikahan. Aku segera menyerahkan itu kepadanya.

Setelah berlalu dua hari ibunya menghubungiku melalui telepon. Beliau memintaku untuk bertemu secepat mungkin.

Aku segera menemuinya. Tiba-tiba ia mengeluarkan photo copyan KTPku. Dia bertanya kepadaku apakah tanggal lahirku yang ada di KTP itu benar?

Aku menjawab: Benar.

Lalu ia berkata: Jadi umurmu sudah mendekati usia 40 tahun?!

Aku menjawab: Usiaku sekarang tepatnya 34 tahun.

Ibunya berkata lagi: Iya, sama saja. Usiamu sudah lewat 30 tahun. Itu artinya kesempatanmu untuk memiliki anak sudah semakin tipis. Sementara aku ingin sekali menimang cucu.

Dia tidak mau diam sampai ia mengakhiri proses pinangan antara diriku dengan anaknya.

Masa-masa sulit itu berlalu sampai 6 bulan. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi melaksanakan ibadah umrah bersama ayahku, supaya aku bisa menyiram kesedihan dan kekecewaanku di Baitullah.

Akupun pergi ke Mekah. Aku duduk menangis, berlutut di depan Ka'bah. Aku memohon kepada Allah supaya diberi jalan terbaik.

Setelah selesai shalat, aku melihat seorang perempuan membaca al Qur'an dengan suara yang sangat merdu. Aku mendengarnya lagi mengulang-ulang ayat:

(وكان فضل الله عليك عظيما)

"Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar". (An Nisa': 113)

Air mataku menetes dengan derasnya mendengar lantunan ayat itu.

Tiba-tiba perempuan itu merangkulku ke pangkuannya. Dan ia mulai mengulang-ulang firman Allah:

(ولسوف يعطيك ربك فترضي)

"Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas". (Adh Dhuha: 5)

Demi Allah, seolah-olah aku baru kali itu mendengar ayat itu seumur hidupku. Pengaruhnya luar biasa, jiwaku menjadi tenang.

Setelah seluruh ritual umrah selesai, aku kembali ke Cairo. Di pesawat aku duduk di sebelah kiri ayahku, sementara disebelah kanan beliau duduk seorang pemuda.

Sesampainya pesawat di bandara, akupun turun. Di ruang tunggu aku bertemu suami salah seorang temanku.

Kami bertanya kepadanya, dalam rangka apa ia datang ke bandara? Dia menjawab bahwa ia lagi menunggu kedatangan temannya yang kembali dengan pesawat yang sama dengan yang aku tompangi.

Hanya beberapa saat, tiba-tiba temannya itu datang. Ternyata ia adalah pemuda yang duduk di kursi sebelah kanan ayahku tadi.

Selanjutnya aku berlalu dengan ayahku.....

Baru saja aku sampai di rumah dan ganti pakaian, lagi asik-asik istirahat, temanku yang suaminya tadi aku temui di bandara menelphonku. Langsung saja ia mengatakan bahwa teman suaminya yang tadi satu pesawat denganku sangat tertarik kepada diriku. Dia ingin bertemu denganku di rumah temanku tersebut malam itu juga. Alasannya, kebaikan itu perlu disegerakan.

Jantungku berdenyut sangat kencang akibat kejutan yang tidak pernah aku bayangkan ini.

Lalu aku meminta pertimbangan ayahku terhadap tawaran suami temanku itu. Beliau menyemangatiku untuk mendatanginya. Boleh jadi dengan cara itu Allah memberiku jalan keluar.

Akhirnya.....aku pun datang berkunjung ke rumah temanku itu.

Hanya beberapa hari setelah itu pemuda tadi sudah datang melamarku secara resmi. Dan hanya satu bulan setengah setelah pertemuan itu kami betul-betul sudah menjadi pasangan suami-istri. Jantungku betul-betul mendenyutkan harapan kebahagiaan.

Kehidupanku berkeluarga dimulai dengan keoptimisan dan kebahagiaan. Aku mendapatkan seorang suami yang betul-betul sesuai dengan harapanku. Dia seorang yang sangat baik, penuh cinta, lembut, dermawan, punya akhlak yang subhanallah, ditambah lagi keluarganya yang sangat baik dan terhormat.

Namun sudah beberapa bulan berlalu belum juga ada tanda-tanda kehamilan pada diriku. Perasaanku mulai diliputi kecemasan. Apalagi usiaku waktu itu sudah memasuki 36 tahun.

Aku minta kepada suamiku untuk membawaku memeriksakan diri kepada dokter ahli kandungan. Aku khawatir kalau-kalau aku tidak bisa hamil.

Kami pergi untuk periksa ke seorang dokter yang sudah terkenal dan berpengalaman. Dia minta kepadaku untuk cek darah.

Ketika kami menerima hasil cek darah, ia berkata bahwa tidak ada perlunya aku melanjutkan pemeriksaan berikitnya, karena hasilnya sudah jelas. Langsung saja ia mengucapkan "Selamat, anda hamil!"

Hari-hari kehamilanku pun berlalu dengan selamat, sekalipun aku mengalami kesusahan yang lebih dari orang biasanya. Barangkali karena aku hamil di usia yang sudah agak berumur.

Sepanjang kehamilanku, aku tidak punya keinginan mengetahui jenis kelamin anak yang aku kandung. Karena apapun yang dikaruniakan Allah kepadaku semua adalah nikmat dan karunia-Nya.

Setiap kali aku mengadukan bahwa rasanya kandunganku ini terlalu besar, dokter itu menjawab: Itu karena kamu hamil di usia sudah sampai 36 tahun.

Selanjutnya datanglah hari-hari yang ditunggu, hari saatnya melahirkan.

Proses persalinan secara caesar berjalan dengan lancar. Setelah aku sadar, dokter masuk ke kamarku dengan senyuman mengambang di wajahnya sambil bertanya tentang jenis kelamin anak yang aku harapkan.
Aku menjawab bahwa aku hanya mendambakan karunia Allah. Tidak penting bagiku jenis kelaminnya. Laki-laki atau perempuan akan aku sambut dengan beribu syukur.

Aku dikagetkan dengan pernyataannya: "Jadi bagaimana pendapatmu kalau kamu memperoleh Hasan, Husen dan Fatimah sekaligus?

Aku tidak paham apa gerangan yang ia bicarakan. Dengan penuh penasaran aku bertanya apa yang ia maksudkan?

Lalu ia menjawab sambil menenangkan ku supaya jangan kaget dan histeris bahwa Allah telah mengaruniaku 3 orang anak sekaligus. 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.

Seolah-olah Allah berkeinginan memberiku 3 orang anak sekaligus untuk mengejar ketinggalanku dan ketuaan umurku.

Sebenarnya dokter itu tahu kalau aku mengandung anak kembar 3, tapi ia tidak ingin menyampaikan hal itu kepadaku supaya aku tidak merasa cemas menjalani masa-masa kehamilanku.

Lantas aku menangis sambil mengulang-ulang ayat Allah:

(ولسوف يعطيك ربك فترضى)

"Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas". (Adh Dhuha: 5)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

(وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا )

"Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami..." (Ath Thur: 48)

Bacalah ayat ini penuh tadabbur dan penghayatan, terus berdoalah dengan hati penuh yakin bahwa Allah tidak pernah dan tidak akan pernah menelantarkanmu.
(ustadz zulfi akmal)

Thursday, May 1, 2014

Hallo Senja ^^

Setelah sekian lama tak bisa mata ini menyapa senja,..
Hari ini, diawal bulan ini.. Allah mengijinkanku utk menyapa senja..
Melalui seorang teman, ia membawaku ke tempat dmna kubisa menyapa senja..
Tak hanya senja..
Bulan, bintang, serta kita mendapat kejutan dari kunang-kunang..
Indah? Jangan ditanya..
Tahmid, tahlil, tasbih, takbir semua terucap..
Tak ada yg bisa menandingi ketakjubanku hari ini..
Lebay? Biarin yg penting gue seneng..
Bener-bener makasih banget utk temenku satu itu.. gak nyangka akan dibawa ke tempat seperti itu..
Sederhana, tpi penuh makna..
Sayup sayup lagu terdengar di hpku..
Gemericik ombak menghantam batuan..
Jangkrik bernyanyi riang seolah menemani..

Subhanallah..
Alhamdulillah masih diberi kesehatan mata utk menyaksikan semuanya..
Memory ini tak ingin kulupakan..

Senja..
Tetaplah indah dengan biasanmu..
Tetaplah hangat dalam senyumanmu..
Biarkan matahari mengintip malu sebelum berganti shift dengan...
Bintang..
Tetaplah terang disana..
Tetaplah setia di tempatmu..
Biarkan sahabat malammu terlihat...
Ya bulan..
Bulan muda itu mengintip di luasnya langit malam..
Bulan itu membentuk senyuman manis..
Seketika terlintas kerlap kerlip hewan kecil dalam kegelapan..
Kunang-kunang..
Seolah bermain senang dalam rimbunan pepohonan..
Bermain bersama musik yg kuputar..
Menyunggihkan senyum bahagia di bibirku ^^

Celoteh bintang biru :)

Andromeda..
Nanti, ketika tiba waktunya kamu bisa melihatnya juga ^^
Insya Allah..

Friday, April 18, 2014

Siapkah Aku ?


Seharian ini bener2 total dirumah..
ayah nugas, nada nge-youtube..
Ibu? hahaha, ibu seketika menjadi designer pribadiku..
Yup, ibuku satu ini emang paling hobi ngerjain anak gadisnya paling tua ini.. maklumlah, aku dan ibuku terpisah sejak aku lulus SD.. 
giliran skrg anaknya yg cowok yg minggat dari rumah..
jadi si ayah ganteng sendirilah dirumah..
Alhasil, si ibu memperlihatkan simpanannya yg udah berdebu, pas dibuka ternyata itu baju baju lama yg blm terpakai, jadi deh aku patung percobaan dengan wajah lusuh.. haha
lucunya, setiap kucoba satu persatu, aku keluar dan meminta penilaian ayah dan ayah hanya menjawab " cocok kak cocok.. " meski blm menoleh.
*wajarlah begitu wong ayahku lagi menugas haha
Criiing, asli aku lucu sendiri ngeliatnya, karena ibuku membuatku "berbeda" aslii aku aja ampe gak kenal siapa yang ada di depan cermin. 
*brb periksa ke dokter otak dulu haha
Aaah...
Lagi.. lagi, ada saja yang membuatku berpikir sepersekian detik ketika aku melihat diriku berbeda..
ketika seorang ibu bergumam, " pengen banget bisa liat kakak pake kayak gitu diluar, kadang suka berkhayal betapa anggunnya anak ibu jika bisa seperti itu " ...
Nyesss..
aku pun menarik napas dalam..
lama, aku mematung depan cermin, melihat diriku yang berbeda itu..
dalam hati aku bergumam, ya.. aku ingin seperti itu,, 
kalo tidak dibiasakan dari sekarang kapan lagi ?
hmmmm..
" maunya yang mana lagi bu? dipasang2in aja semuanya dari atas ampe bawah, insya Allah nanti yoz coba pake ya " ucapku..

SENYUM..
yup, ibuku tersenyum.. 
dengan semangat kemedekaan ibuku mengeluarkan apa yg ia punya utk menyocokkannya denganku..
kemudian aku keluar dan kucoba memperlihatkannya ke ayahku..
tapi kali ini, ayahku menoleh.. bener menoleh dan "click.." ayah mengambil beberapa poto..
hahaha.. ayah senang banget kayaknya aku bermodel seperti itu..
SENYUM..
yups, senyum keduanya membuatku bergidik.. lagi..
siapkah?
haruskah?
pantaskah?
apakah ini waktunya?

Malam ini dalam diamku aku berpikir lagi..
menuruti kata hati..
keyakinan diri..


Kapan lagi Fath tetap membuat senyum itu terus merekah ?
Kapan lagi Fath membuat perubahan dalam hidup yg cuma sekali ini?

Kapan ?

Lihatlah mereka yang berani mengambil keputusan itu..
Kamu juga bisa Fath..
Luruskan niat..
Bismillah..

Aku pasti bisa.. pasti !
mencari ridho Illahi dalam perjalanan ini..

Ayah.. Ibu.. serta adik2ku..
Aku ingin membuat kalian bangga memilikiku ^^

Salam Bintang Biru :)





Sunday, April 6, 2014

Hanya bisa diam..

suratku buat dirinya... dengan tak menghubunginya, tak juga mengirim pesan u/ menanyakan kabarnya, mungkin ini tak biasa, tapi bagiku, inilah cara terbaik mencintainya... aku mencintainya dengan menjauh darinya, bukan karena aku membencinya, justru karena aku sangat mencintainya, agar aku terjaga, juga menjaganya, menjaga tulusnya hatinya, juga menjaga kesucian hatiku... inilah caraku mencintainya, dalam diamku, dalam ketulusanku, dalam kesucianku, dalam cara tak biasaku... meski sulit & berat, namun inilah pilihan terbaik agar aku dan dia tak terlalu saling mengharap... karena berharap hanya pantas pada Sang pemberi nafas, karena harapan hanya pantas digantungkan pada Sang pengatur detak jantung, pada-Nya kuharap Dia menjaganya untukku, pada-Nya kutitipkan hatinya... biarlah ku hanya bisa menyapanya lewat senandung do'a, agar untuknya-lah segala kebaikan & bersamanya-lah segala keindahan... keindahan cinta, setelah dirinya menjaga kesucian cinta... bahagia di pelabuhan cinta, itulah cinta yang kekal abadi, cinta karena Allah semata... dirinya yang jauh di sana... ({})

Rencana Allah selalu indah :')

Saturday, April 5, 2014

Mungkinkah kamu Andromedaku?

Andromeda..
Hi kamu, apa kabar?
Semoga Allah selalu bersama setiap langkahmu ya..

Andromeda..
Kapan kamu datang?
Akankah targetmu dan tergetku diridhoi Allah utk bertemu tahun ini? Ataukah belum ??

Andromeda..
Aku terus dan terus belajar untuk bisa terus mendampingimu..
Menyerahkan semuanya.. berjalan berdampingan bersamamu..

Andromeda, aku mengutip sedikit kata kata Bu Ainun kepada Pak Habibie..
" aku tak bisa berjanji utk jadi yg terbaik, tp aku berjanji utk setia mendampingimu utk memenuhi janjimu "

Aku ingin bila waktunya tiba nanti, kau bangga mengenalku..
Kau tersenyum bahagia disampingku..

Andromeda..
Aku masih disini..
Aku menunggumu..

Jaga dirimu disana ya..
Insya Allah aku pun begitu..

Aku ingin berubah semakin baik bersamamu..
Bersama menciptakan keluarga yg diberkahi Allah..

Andromeda..
Calon imamku..
Aku merindukanmu..

Salam hangat dari aku yang menantimu..

Vegasus..

Monday, March 10, 2014

Surat Kecil Untuk Asad #EdisiSahabat

Assalamu alaikum..

*ASAD*.
sebuah nama yang sangat Indah yang diberikan Bundamu.
Sepertinya ibumu ini sangat pintar (Walaupun sedikit aneh) :p
bundamu ingin ketika kamu lahir ke dunia ini nanti kamu akan menjadi seorang pria Sejati yang tangguh sesuai dengan arti namamu ASAD=Singa, yang akan selalu melindunginya hingga ia tua nanti :)
Untuk Sekarang ini biarkan saya yang menjaganya, hingga saat ia menemukan jodohnya nanti, yaitu Ayahmu :)

Perlu kamu tahu, Calon Ayahmu sekarang ini sedang berusaha dan mempersiapkan diri untuk mempersunting Bundamu,
perlu usaha yang sangat besar,
Kenapa?
karena Bundamu ini seorang wanita yang sangat cerewet dan memiliki keinginan yang sangat banyak, tetapi semuanya dilakukan untuk kebaikan keluarga dan orang lain :)
Senyuman :) dari orang di sekitarnya adalah energi yang membuatnya kuat hingga saat ini.
Ayahmu sangat Beruntung mendapatkan Bundamu :)

Saya Harap kamu bisa baca surat ini di sana........

By: April Story :D v

Wednesday, March 5, 2014

Surat Kecil Untuk Asad #3

Assalamualaikum sayang..
Apa kabar kamu di sana?
Sehat selalu pastinya yah..
Kamu jangan buat Allah susah ya sholeh..

Awal hari ini..
Aku sangat ingin memelukmu..
Tadi malam sebenernya aku ingin segera berbagi rasa padamu..
Rasa yang selalu datang semakin lama semakin kuat..
Gara gara Milo nih sayang..

Jadi, tadi malam aku dan keluarga Milo makan malam bersama..
Sembari makan malam, Milo sedang menyaksikan lagu anak anak di komputer..
Nah, jadilah ia makan sambil kesana kemari..
Mengikuti alunan musik yang di dengarnya..

Kebetulan, saat itu aku makan di sofa sambil sesekali membalas pesanan singkat di hp..
*jangan ditiru ya nak, kalo lagi makan jangan sambil main hp. Syukuri rizki di depan mata. Peringatan buatku juga sayang hehe*
Karena yang nyuapin Milo ibunya, jadilah aku makan dengan lahapnya tanpa melihat gerakan apa yg sedang dilakukannya. Haha

Tiba tiba..

Jemari kecil dari tangan mungil itu mengelus pipiku..
Sontak aku kaget..
Aku yang sedang fokus ini seketika bergeming..
Halus banget cintaaa..
Dengan polosnya, Milo bermaksud menyuruhku melihatnya berdansa.. haha..
Disitu aku tertawa..
Aku menoleh, tapi hanya sesekali..
Aku kembali fokus ke yg lain..

Adegan itu terjadi lagi..
Tapi kali ini ditambahi dengan pelukan geram dari Milo..
Haha, dia memelukku erat cintaa..
Lalu *muah* eh..
" Lihat Milo ochie " ..
Dia geram karena aku tak menyaksikannya dengan khusyuk..
" Iya sayang, ni kakak liat ni " ujarku..
Benaran saja, matanya mengawasiku saat dia menari nari..
Akupun menyaksikan kehebohannya itu..

Seketika, bayangan kamu terlintas sayang..
Disini aku belajar, belajar bahwa disaat kamu di hadapanku nanti, aku tak ingin melewati satupun kehebohanmu..
Tak ingin aku lewati apapun perkembanganmu..
Tak ingin aku lewati kesenanganmu sayang..
Tak ingin terlewati moment dimana kamu belajar hal hal baru nanti..

Ah..
Tak terasa air mata ini menetes..
Ada rasa yang selalu tertanam di hati..
Rasa yang selalu ada hingga nanti..
Rasa sederhana yang membuatku semakin mempersiapkan segalanya untuk menyambut kehadiranmu..

Mempersiapkan lingkunganmu nanti, pendidikanmu nanti, dan pastinya memilih "dia" yang juga mempersiapkan diri untuk menjemput kita nanti sayang..

Asadku..
Aku merindukanmu..
Apakah kau juga merindukanku?
Sertaiku dalam tiap doamu ya sholih..

Insya Allah..
Aku akan jaga keistiqomahan ini selamanya..

Peluk cium zein untukmu..
Take care sweetheart..

Jadilah bintang hatiku selalu jagoan..

Wassalamualaikum ^^

Bintang Biru :)

Tuesday, February 11, 2014

Surat Kecil Untuk Asad :) #2

Assalamu'alaikum sayang..
Apa kabar kamu disana ?
Bahagia kan pastinya ^^

Malam ini lagi lagi aku ingin berbagi ceritaku denganmu ..
Hari ini, aku full bersama adik asuhku sayang..
Namanya Milo, dia anak blasteran Indonesia-Belanda yg berumur 2 tahun..
Mungkin saat kamu ada nanti, Milo sudah remaja :)

Ceritanya, orang tua Milo sedang menghadiri undangan di kota..
Tinggallah aku dan Milo berdua dirumah..
Awalnya Milo terlelap tidur di sofa depan tv, eh tanpa sengaja Milo terbangun dan menangis mencari mama dan papa nya..
Alhasil, ku gendong dan kubujuk agar tangisannya berhenti..
Alhamdulillah sukses dengan mengajaknya menonton kartun di youtube. hehe

Kemudian, tantangan pun datang..
Milo harus makan, ia termasuk anak yang agak sedikit pilih kasih soal makanan..
Kadang tak jarang aku di PHP-in sama Milo :P
Untungnya tadi mamanya sudah menyiapkan makanan apa yang harus kuberikan kepada Milo..
Tanpa ditunda lagi, aku pun segera menghangatkan makanan utknya.. namun..
Lagi lagi Milo susah makan, akhirnya dia hanya mau makan roti yang diberi mesis *gg tau tulisannya haha.
Sembari ia makan roti, makanan yg sudah kusiapkan kusantap sendiri.. eh
Ini nih sayang yang membuat badanku melebar..
Lanjuut..

Milo pun menghabiskan 1 roti ukuran lumayan sambil menonton..
Tak lama, ia menghampiriku yg sedang mencuci piring di dapur..
" Ochie, Milo p**p ...", ujarnya.
Yups, Milo laporan bahwasanya aku harus mengganti popoknya..
Sekalian saja aku ganti bajunya dengan piyama, bertepatan waktu tidurnya Milo.

Setelah beres semua..
Kugendong dia keatas, sambil kubuatkan minuman sebelum tidur..
Sempat dia menangis sebentar karena komputer yg ia gunakan aku matikan paksa haha
Daripada Milo telat tidurnya kan kasian *alibi

Akhirnya Milo pun nurut juga, ia langsung tiduran dalam selimut dikamar mama papa nya..
eits, akunya disuruh baca buku untuk Milo..
Baca buku anak si biasa, tapi ini buku anak Belanda, hallo.. bukunya bahasa Belanda..
Bismillah, dengan pronounce yang amburadul aku bacakan untuknya..
Alhamdulillah Milo masih 2 tahun, jadi kalopun aku salah baca dia gak protes. hihi
Kalian tau dia minta bacain buku berapa?? 3 buku sekaligus.. ampe tenggorokan seret bacanya..
Mau gak mau, aku udahin baca setelah dia mengahbiskan minuman botolnya..

Kuselimuti dia, karena sepertinya pemanas di kamarnya masih belum nyala..
Sedangkan aku tak tau bagaimana menyalakannya..
disini moment so sweet nya sayang..

Milo merapat ke aku..
Milo kedinginan, langsung aku selimuti ia dan ku peluk..
Tak peduli tangan kakiku yang sudah mati rasa akibat dinginnya, kunyanyikan "nina bobo" untuknya..
Sambil ia memegang mainan "Shaun" sambil ia merapat dipelukku..
Yups..
Aku dipeluk Milo..
Tak terasa, air mataku menetes.. tersentuh banget subhanallah..
Aku merasakanmu sayangku..
Aku merasakanmu Asadku..

Ah..
Karena nyanyianku tak bisa membuatnya terlelap..
Kulanjutkan dengan ayat-ayat Allah dalam rabhitah..
Seketika Milo menatapku, sendu.. Milo mengantuk tapi memperhatikan bibirku yang sedang berucap..
Terlintas dipikiranku, anak ini penasaran dengan apa yang aku ucapkan.. aku tersenyum dan mencium keningnya..
" tidurlah Milo.. "
Milo kembali merapat padaku dan ia memejamkan matanya..
Tak lama, ia pun terlelap..
Alhamdulillah..

Cintaku..
Aku benar benar merasakan pelukan kecil itu..
Aku tak ingin kehilangan moment ini..
Moment dimana aku belajar untuk memantaskan diri ini menemui kamu nak..
Insya Allah..

Asadku sayang..

Bintang Biru :)

Wassalam.

Saturday, February 8, 2014

Kamu :)

Temaram dalam diam..
Mendengar detik detik asa yang senantiasa mengusik..
Dalam kesendirian, ku bertemu dengan kamu..
Ya, kamu yang setiap hari kulihat..
Kamu itu kadang bisa mengubah "mood" diri ini..
Kamu yang bisa saja membuat diri ini tersenyum, menangis, meringkih, menggombal, dan sebagainya.
Kamu yang bisa memberikan makna dalam diam..
Meski kadang kamu juga membuatku gila.. kadang..
Kamu itu selalu menjadi pengingat syukurku kepada Illahi..
Alhamdulillah, aku sangat beruntung bisa dipertemukan denganmu..
Kamu memang selalu setia menemani perjalanan kehidupanku..
Kamu itu aku, aku itu kamu.. kita selalu sejalan..
Ketika aku mulai keluar jalur, kamu selalu mengingatkan secara halus namun tegas..
Kamu selalu menegurku hingga aku bisa kembali berpikir jernih..
Kamu jugalah yang bisa menenangkan aku dikala aku kebingungan..
Kamu bisa menjawab segala pertanyaan dalam benak ini..
Kamu itu unik.. lucu.. dan setia..
Ya, kamu kamu dan kamu lagii..

Syukurku dilahirkan di dunia ini bersamamu..
Syukurku dilahirkan di dunia ini melihatmu..
Syukurku dilahirkan di dunia ini denganmu..
Ya, denganmu.. karena kamu selalu disini..
Kamu gak pernah hilang..
Mungkin jika kamu hilang, maka aku akan hilang..
Mungkin jika kamu tiada lagi disini, begitupun aku..

Kamu itu istimewa..
Ya kamu..
Bayanganku..

Terima kasih karena kamu selalu temani langkah ini..

Bintang Biru ^^

Friday, February 7, 2014

Menyapa Waktu

Gerimis sendu menyambut hariku pagi ini..
Sinar mentari bersembunyi dibalik awan kelabu..
Sejuk merasuki ruangan ini..
Kembali ku menarik selimut putih yg menemaniku semalaman..
Sedikit kehangatan yg terasa membuatku nyaman.. tenang..

Kembali kuterdiam menatap keluar jendela..
Hembusan angin diluar sana membuatku tertegun..
Buyar lantaran waktu yg tak terhitung..
Sebuah tanda tanya besar hadir dibenakku..
" darimana dtgnya angin? "

Lantunan suara musik yg kudengar membuatku rileks..
Hobiku yg satu ini pandai saja membuatku tersenyum..
Meski hanya abstrak dalam diamku..
Tp aku merasa tergelitik oleh lirik2 yg kudengar..
Bahagia itu sederhana..

Tak terasa..
Waktu berlalu begitu cepat dalam diam..
Menyaksikan apa saja yang dilakukan olehku..
Tak hanya aku, tp kamu, kalian, mereka, kita semua..
Waktu menjadi saksi bisu perjalanan hidup ini..
Kita yg mengatur waktu, bkn waktu yg mengatur kita..
Jangan sampai waktu menangis melihat kita menyiakannya..
Waktu sudah sangat baik.. hanya terkadang kita yg lupa mengingatnya..

Tak ada salahnya kita diam bersama waktu.. sejenak..
Sejenak memikirkan kesendirian kita di dunia ini..
Menyadari berapa banyak waktu yg terbuang tanpa hasil..
Memikirkan apa yg sebaiknya dilakukan bersama waktu..
Jadikanlah waktu kita selanjutnya teman terbaik..
Jangan biarkan waktu pergi dengan penyesalan..

Bismillah..
Dengan ijin Illahi..
Mari bermain bersama waktu..
Waktu yg akan dtg memang misteri..
Namun kita bisa menyiapkannya menjadi sebuah "history"..

Bintang biru ^^v

Thursday, February 6, 2014

Surat Kecil Untuk Asad :)

Senyum itu selalu bisa membuat semangat hariku..
Senyum itu selalu bisa membuat indah hariku..
Senyum kepolosan itu..
Manisku..

Tawamu bagian dari dahaga bahagiaku..
Tawamu bagian dari nelangsa harapku..
Tawamu itu..
Senyumku..

Tangismu merupakan haruku..
Tangismu merupakan sayatan hatiku..
Tangismu itu..
Gundahku..

Sayang..
Tiada yang bisa menggantikan posisimu dalam senyumku..
Tiada harap selain kehidupan yang lebih baik untukmu..
Sebisa mungkin aku akan selalu menggali benih terbaik untuk kesiapanmu nanti..
Bersabarlah manisku..
Tetaplah tersenyum disana..
Lihatlah aku disini yg sedang berusaha memantaskan diri bertemu denganmu..

Doakan aku ya cinta..
Agar aku bisa bertemu dengan seseorang yang juga menyiapkan diri bertemu denganmu..
Seseorang yang juga nantinya akan merasakan hal yang sama denganku..
Seseorang yang nantinya akan membimbing kita ke jalanNya..

Bersabarlah..
Kau tau betapa aku merindukanmu..
Namun, kini belum saatnya kita dipertemukan..
Sang Illahi masih ingin memberikan kesiapan khusus untukku..
Insha Allah, aku akan bersungguh sungguh melewatinya..

Semoga nanti, kamu bisa menerimaku sebagai yang kau cinta ya nak..
Bismillah..
betapa ku merindukanmu..

Asad..
Anakku..

Salam cinta dari calon bundamu..
Bintang Biru. :)

Wednesday, February 5, 2014

Allah Tidak Pernah Tidur Fath.. ^^

Fath..
Sapaan nama awalku itu membuatku bergidik..
Haha, sedikit lebai tapi ini jujur :D
Bagaimana tidak, sejak kecil hingga lulus SMA, panggilanku itu merupakan nama tengahku..
Meski biasanya seringkali dipelesetin menjadi "Ochie" , tp entah kenapa aku mulai menyukai panggilan Fath..

Ya, Fath..
Alfath, dalam Al Qur'an terdapat juga surah Al Fath yang berarti "Kemenangan". Salah satu surah kesukaanku dalam kitab suciku :)

Okeeh.. back to the point.
sebelumnya terima sapaan dari bintang biru ya sahabat ^^

Assalamu'alaikum dunia blogger ,,
kaifa haluk? hoe hat geet? haha
udah jamuran ini blog gue eh aku eh ane deh eh gak tau deh.
sesuai moody aja yak mau pake apa, hmmm kali ini ijinkan saya menggunakan "Aku" #eaaapasi

Jujur, sebenernya aku juga bingung si dengan apa yang terjadi..
seriusan deh ?! suer..
semua bermula setelah tahun baru masehi 2014
*tenoneeeet telat -,-*
padahal baru aja memasuki bulan ke dua di tahun ini.. tapi ceritaku sudah sangaaaaat sangaaat sangaaaat..
WOW bagiku.
Allah tuh hebat banget ya, dalam sebulan aja cerita kehidupan aku udah nano nano..
haha
Makin makin deh cintaku padaMu Ya Rabb ^^

eeeiits.. sabar sabar yaa kawan..
Insha Allah nanti aku akan coba berbagi kisahku dengan kalian semua deh.
tapi belum dalam tulisan ini yaa sob hihi
tulisan ini cuma sebagai epilog dari semuanya ..
yuk mari bersama sama ucapkan basmalah "bismillah.."
*met maem eh :p

sengaja aja bikin penasaran kawan kawan semua..
biar makin kece aja akunya juga.. *siap ditimpuk pake sendal haha
afwan bin sorry yaa kawan..
sabaar sabaar.. insha Allah jika aku sudah siap menuliskannya akan kutulis perlahan koq.
Meskipun, I am really terrible about writting, I will try my best. 
Biar kisahku ini abadi dan bisa menjadi pengingat bagiku.. syukur alhamdulillah jika aku juga bisa berbagi manfaat bagi kawan kawan semua :) #aamiin

Hikmah yang kurasa pada awal tahun ini sungguh membuatku sadar sesadar sadarnya bahwa..
" ALLAH TIDAK PERNAH TIDUR FATH.. "
yups..itu dia..

Semoga kali ini, bintang kembali memancarkan sinaran keistiqomahannya ya kawan..
Mohon doa dan dukungannya..

Feel free to comment.. ^^

Welcome back my litlle diary hihi
keep my story forever :)

Salam Bintang ^^v

Aku keluar bersama wanita bukan istriku

Setelah 21 tahun usia pernikahanku, aku menemukan cahaya baru sebuah cinta.
Baru saja aku jalan dengan seorang wanita yang bukan istriku. Itu adalah ide istriku, “Aku tahu betapa engkau mencintainya”, katanya padaku.
Wanita yang istriku inginkan agar aku keluar dan menghabiskan waktu bersamanya itu adalah ibuku. Iya, ibu kandungku yang telah menjanda sejak 19 tahun silam.
Namun karena kesibukan bekerja, keseharianku bersama 3 orang anakku ditambah banyaknya tugas membuatku jarang menjenguknya.
Suatu hari aku meneleponnya untuk mengajaknya makan malam bersama.
“Kamu baik-baik saja?” katanya menanyaiku.
Ibuku memang tidak terbiasa ditelepon malam-malam, dia jadi khawatir ada apa-apa.
“Ya bunda, nanda sangat baik-baik saja. Tapi nanda begitu menghabiskan waktu bersama bunda”, kataku.
“Hanya kita berdua?” kata ibuku.
Aku berpikir sejenak lalu menjawab, “Ananda sangat senang jika itu bisa.”
Pada hari Kamis, setelah bekerja, aku mampir dan menjemput ibuku. Waktu itu aku sedikit gelisah, ketika aku tiba di rumahnya pun aku mendapati ibuku juga demikian.
Ibuku menunggu di pintu dengan mengenakan pakaian yang indah. Sepertinya itu adalah gaun terakhir yang dibelikan ayahku untuknya sebelum meninggal dunia.
Ibuku tersenyum laksana seorang ratu dan berkata:
“Ibu bilang ke semua bahwa hari ini ibu akan jalan bersama putra ibu. Semua senang dan tidak sabar menanti cerita ibu sepulang nanti.”
Kami pergi ke sebuah restoran yang tidak biasa kudatangi, namun tempatnya bagus dan tenang. Ibuku menggandengku bak seorang nyonya besar.
Setelah kami duduk, aku mulai membaca menu karena ibuku sudah tidak bisa membaca kecuali huruf besar.
Ketika aku sedang membaca menu, ibuku memandangiku sambil tersenyum lebar, lalu berkata:
“Dulu ibu yang membacakan menu waktu kamu masih kecil.”
Aku menjawab:
“Sekarang waktunya nanda membayar sedikit hutang nanda pada bunda. Santai saja wahai bunda."
Sambil bersantap malam kami mengobrol panjang, tidak ada yang istimewa, hanya cerita-cerita lama ditambah cerita-cerita baru, namun cukup membuat kami lupa waktu hingga melewati pertengahan malam.
Ketika kami pulang, sesampai kami di pintu rumahnya ibuku berkata:
“Ibu sangat setuju jika kita bisa jalan-jalan lagi di lain waktu, tapi ibu yang traktir.”
Akupun mencium tangannya dan pamitan.
Hanya berselang beberapa hari setelah itu, ibuku meninggal dunia karena sakit jantung. Kejadian yang sangat cepat tanpa sempat aku melakukan apa-apa untuknya.
Beberapa hari kemudian aku menerima kiriman via pos dari restoran tempat kami makan malam kemarin itu. Selembar bon yang diberi note:
“Ibu sudah membayar di muka bonnya sebab ibu tahu ibu mungkin tidak ada lagi. Yang penting ibu sudah bayar makan malam untuk dua orang: buatmu dan istrimu. Sebab engkau wahai putraku tidak akan bisa menilai makna malam itu bagiku. Ibu mencintaimu wahai putraku.”
Detik ini, aku mengerti nilai bagi makna kata cinta atau aku mencintaimu.
Aku mengerti betapa pentingnya membuat orang lain merasakan cinta kita.
Tidak ada yang lebih penting dari kedua orang tua khususnya ibu maka persembahkanlah bagi mereka waktu yang menjadi hak mereka.
Sungguh itu adalah hak Allah dan hak mereka, dan perkara ini tidak bisa ditunda-tunda.

Diterjemahkan secara bebas dari http://kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?t=55535
Penerjemah: Ustadz Sofyan Saladin (Mahasiswa Univ. Islam Madinah)
Akurator: Fachrian Almer Akiera
Dinukil Oleh : Ustadz Ferry Nasution
23 Rabbi'ul Awwal 1435 / 24 Januari 2014

#bikin kangeeeennn ibu...
buat yang jarang pulang 

SUAMIKU ORANG YANG AKU BENCI


Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang sudah kita miliki... 

 

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.
Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

 

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.
Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

 

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

 

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.
 

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.
 

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.
“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

 

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.
Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

 

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.
 

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.
 

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. 

Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.
 

Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.
 

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.
 

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.
 

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.
Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. 


Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.
 

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.
 

Istriku Liliana tersayang,
 

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.
Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.
 

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.
Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!

 

Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.
Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

 

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.
 

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”
Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”

 

Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”
Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.

 

Sumber:
http://bundaiin.blogdetik.com/2011/10/07/kisah-inspirasi-untuk-para-istri-dan-suami